Wednesday, December 12, 2018

Cerita Rakyat Papua Legenda Batu Ajaib

Loading...

Legenda Batu Ajaib adalah cerita rakyat dari Papua, cerita ini ada pesan moral yang harus kita lakukan. Pakah pesan moral itu?, yuk kita baca cerita rakyat dibawah ini.

Legenda Batu ajaib
caritasato.blogspot.com

Legenda Batu Ajaib

Kisah batu ajaib ini bermula dari sebuah kekeringan panjang didaerah Kambao Rama. tak ada lagi sagu di daerah yang terletak di Yapen sebelah timur Papua. “Wahai semua penduduk wawuti Revui. Dengarkan aku, Dewa iriwonai telah mengirimkan pesan kepadaku,” sahut kakek Kosay. Iya saudara, sebuah pesan yang hanya sampai di telinga kakek kepala suku, kakek Kosay namanya. Menurut tanda-tanda alam yang dilihat kakek Kosay, Dewa Iriwonai marah besar. Lama kelamaan sagu jadi berkurang. “Lalu dimana kita akan mendapatkan sagu, Bapa?”tanya Irimiami istri Kosay.

Kakek Kosay bilang, “sagu sudah pindah dari kampung Kamboi Rama ke Randuayaivi. Semua oenduduk esok hari akan pindah ke sana semua!” jawab Isoray. “Lalu apabila kita ikut serta, bagaimana nasib harta rumah kita bapa?” tanya Irimiami. Adik-adik sebenarnya sagu di kampung Kamboi Rama banyak berkurang karena penduduk di sana banyak mengambil sagu tanpa mau menanamnya lagi. Jelas saja dewa Iriwonai marah. “Mau kemana kau bawa sahabat-sahabat kami? mau kemana kau pergi kakek Kosay? mengapa sepagi ini banyak kepala mengikuti langkahmu?” tanya irimiami. “Sagu sudah tidak lagi tumbuh di kampung kita”. Sagu sudah tidak lagi tumbuh di Kamboi Rama, Irimiami!” jawab kakek Kosay. “Irimiami! Irimiami! Irimiami!” Kosay berteriak memanggil istrinya, “itu Isoray suamimu memanggil. Apa kau juga tak ikut dengan kami?” tanya kakek Kosay.

Di kampung Kamboi Rama, memang tak ada lagi tanaman sagu tumbuh. Padahal sagu adalah makanan pokok penduduk disana dan di seluruh Papua. Hanya Isoray dan istrinya yang tinggal di Kamboi Rama. Semua penduduk pindah ke daerah baru bernama Randuayaivi. “Sekarang kita makan apa Bapa?, tak ada lagi apa-apa. Tak ada siapa-siapa di kampung kita. Kita berdua saja di Kamboi Rama. “tanya Irimiami. ‘Sabar ya Irimiami, aku sudah menanam kembali banyak batang sagu,”jawab Isoray. “Ahhh…sudahlah Bapa. Aku sudah malas makan sagu. Tak nikmat rasanya makan sagu sendiri, “kata Irimiami.

Irimiami yang masih sedih berjalan sendirian ke atas bukit. Ia ingin berjemur sendiri setelah mandi dibawah air gunung Kamboi Rama. Irimiami lalu duduk diatas sebongkah batu besar. “Uhh…kenapa ini, kenapa batu ini tiba-tiba jadi panas begini?Uh,aw,aw!! “Irimiami terkejut melihat batu besar itu. Batu besar yang di duduki Irimiami setelah mandi di bawah kucuran air gunung, tiba-tiba mengeluarkan gumpalan uap panas. Irimiami keheranan. “Bapa! Bapa! Ada batu panas diatas bukit, Bapa! batu dingin tiba-tiba jadi panas! jangan-jangan itu tempat bekas Dewa Iriwonai bertapa! “Irimiami berteriak memanggil suaminya. “Hah Iriwonai murka dan turun ke Kamboi Rama? Benar itu mama? “tanya Isorai terkejut. Isoray benar-benar kaget. Kakek Kosay memang pernah melihat wujud asli Dewa Iriwonai. Namun, kata kakek Kosay, Dewa Iriwoani selalu ramah. Dewa Iriwonai selalu meninggalkan benda yang bermanfaat bagi suku yang disinggahinya.

Isoray mencoba memegang batu besar yang panas itu. Tangannya langsung merah karena kepanasan. Tiba-tiba terlintas sebuah ide dalam benak Isoray. Banyak bangkai babi hutan yang sudah dikumpulkan Isoray. “Ah, kulitku jadi merah, jadi kering setelah terkena panas. Hmm..bagaimana bila daging-daging seperti dagingku yang diletakkan diatas batu? “Guman Isoray. “Coba ambil daging-daging babi hutan yang ditumpuk di Honai, Irimiami, “kata Isoray. Honai adalah rumah beratap jerami yang dibangun suku-suku di Papua. Selain sebagai tempat tinggal, Honai juga tempat menumpuk bahan makanan juga binatang buruan. Kali ini Irimiami bingung, untuk apa seuaminya meminya ia mengambilkan beberapa daging babi hutan di Honai? ” Coba kau makan daging ini mama, enak sekali rasanya” kata Isoray. “Benar bapa, lebih enak rasanya dari pada makanan lainnya”, Irimiami melahap daging itu.

Apa yang terjadi?, batu besar ajaib itu tiba-tiba bergetar mengeluarkan panas yang begitu dahsyat. Padahal sudah terbiasa memasak di atas batu ajaib itu. Rumput, daun kering, ranting bambu, daging-daging buruan mereka letakkan di sana. Merekalah suami istri pertama di Papua yang berhasil menemukan api. Dari balik batu besar itu sekarang sering bermunculan awan merah panas. Mungkin Isoray benar, Dewa Iriwonai memberi peringatan agar Irimiami dan Isoray tak lagi rakus seperti penduduk Kombai Rama zaman dulu.

Batu panas itu pemberian alam , juga babi, sagu, rumput, semua milik alam, namun alam biasa marah bila kalian serakah. “kata Dewa Iriwonai. Kejadian itu tak bisa mereka lupakan, untuk pertama kali dan mungkin terakhir kalinya mereka berbicara langsung dengan Dewa Iriwonai. Sejak itulah Irimiami dan Irosay menjaga alam kampung mereka agar tetap lestari. Tak lama kemudian rombongan para warga yang dulu pergi kini telah kembali ke kampung halaman mereka, wajah mereka tampak gembira, mereka rindu kembali ke sana, dan ketika mereka sampai bukan main kaget benar mereka. Semua yang tandus kelah sirna, semua yang kering telah pergi, semua yang hijau datang berganti. Mari kita jaga semua, jangan sampai serakah, jangan sampai sirna.

Pesan Moral Cerita Rakyat Dari Papua Legenda Batu Ajaib
“Kita jaga alam kita ini, jangan sampai rusak. Kita tidak boleh serakah dengan hasil bumi ini, jika alam rusak maka manusia sendiri yang akan rugi”.

Cerita Rakyat Papua Legenda Batu Ajaib Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Dunia Dongeng